Kamis, 04 September 2008

helikopter


Judul buku : Helikopter
Pengarang : Nyoman Manda
Design cover : I Komang Juliasmara
Tebal : 524 halaman.
Ilustrasi/cover : Koran dan majalah..
Penerbit : Pondok Tebawutu
Gianyar
NO : 41/Januari 2004

Buku ini berisi kumpulan cerpen yang ditulis pada tahun 1994 sampai 1996, dalam buku ini dikumpulan tiga cerpen yaitu Helikopter, Guru Madé dan Angin ngesir di batan binginé.
Cerpen Helikopter menceritrakan tentang pengrusakan alam akibat adanya perkembangan pariwisata dipawongan bali (Tri Hita karana) menjadi rusak karena abing, sungai, teba dan pemandangan alam yang indah telah dirambah dengan pendirian hotel lapangan golf dan sebagainya. Dalam helikopter ceritra ini diilhami ketika suatu perusahan swasta akan mencari tanah ratusan hektar di Payangan untuk didirikan lapangan golf dan hotel. Pro dan kontra ini dijalin dalam ceritra dimana para investor semaunya mendirikan lapangan golf, tebing didirikan hotel sehingga keasrian bali hilang. Di suatu desa di Payangan ceitra ini dijalin protes masyarakat atas kehendak investor yang didukung oleh penguasa akhirnya terjalin dalam persetujuan yang berintikan mempertahankan tanah desa sebagi tanah adat tanah Bali yang penuh dengan upacara. Setiap hari helicopter terbang rendah mencari tanah.
Ceritra kedua adalah guru Made merupakan ceritra yang memenangkan hadiah I penulisan cerpen dalam pesta seni bali. Ceritra ini mengisahkan kehidupan guru yang tidak cukup gajihnya sedangkan kebutuhan hidup cukup tinggi. Sudah ada yang lulus anaknya namun tidak dapat kerja karena KKN. Cerita ini perjalanan dari pengalaman penulis sebagi guru di SMU yang merupakan catatan harian dalam kehidupannya sebagi pendidik.
Ceritra ke tiga dengan judul Angin ngesir dibatan binginé adalah ceritra nyata yang terjadi di kota Gianyar pada tahun 1946. Pahlawan Dipta adalah ipar Penulis, almarhum adalah merupakan pejuang heroik Gianyar dalam mempertahankan kemerdekaan yang gugur di kuburan Sukawati ditembak oleh Belanda tepat sehari setelah ulang tahunnnya dan nama Wayan Dipta sekarang dipangpang sebagai nama stadion termegah di kawasan Bali.

Tidak ada komentar: